Wednesday, March 16, 2011

PT. KAI dan ITB Siap Jalin Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan Perkeretaapian

Ditandatanganinya Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding (MoU)) antara PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), menandakan dimulainya kerjasama antara dua institusi ini. Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Utama PT. KAI, Ignasius Jonan dan Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Akhmaloka Ph.D di gedung Rektorat ITB, Senin (14/3).
Kegiatan bersama tersebut meliputi partisipasi penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan teknik perkeretaapian. Serta peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga ahli kedua belah pihak agar dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi  bidang perkeretaapian. Bentuk kerjasama ini akan diaplikasikan dalam program khusus D3 perkeretaapian yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan.

Direktur Utama PT. KAI, Ignasius Jonan (kiri) bersama Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Akhmaloka P.Hd  (kanan), menandatangani MoU tentang kerjasama program perkeretaapian di Gedung Rektorat ITB, Senin (14/3).
Dalam kesempatan tersebut Ignasius Jonan mengungkapkan bahwa, pendidikan formal bidang perkeretaapian di indonesia masih langka bahkan hampir tidak ada. Dengan harapan penyelenggaraan kerjasama ini akan memberikan kontribusi bagi kemajuan bidang transportasi perkeretaapian sebagai tulang punggung transportasi nasional.
“Hal ini dilakukan untuk peningkatan kualitas perkeretaapian di tanah air, dan bagi kami khususnya adalah mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang akan menjalankan perkeretaapian ke depan,” tutur Jonan dalam sambutanya. Ia menambahkan, karyawan PT. KAI akan mendapatkan prioritas untuk menjalani program ini. Namun apabila karyawan tersebut tidak memenuhi syarat yang dibuat oleh ITB, maka ITB diperkenankan untuk menyaring mahasiswa lain yang berasal dari luar PT. KAI.

Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Akhmaloka P. Hd (kanan) memperlihatkan cindera mata berupa logo PT. KAI yang diserahkan oleh Direktur Utama PT. KA, Ignasius Jonan (kiri) setelah menandatangani MoU antara kedua belah pihak.

“Ini adalah sebuah long term program, yang baru akan terlihat dalam jangka waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Dan dengan pendidikan ini akan menghasilkan kualitas SDM yang lebih baik,” imbuhnya. Program ini, untuk tahap pertama akan diikuti oleh 180 orang.
Menurut Akhmaloka, di negara mana pun, terutama negara-negara maju, perkeretaapian harusnya yang paling maju dibandingkan moda transportasi lainnya. “Harusnya kereta api yang memegang peran penting dalam transportasi di republik ini,” tutur Akhmaloka.
“Kereta api merupakan transportasi yang strategis, dan kita sangat senang bekerjasama dengan PT. KAI,” tambahnya. Ia melanjutkan, industri kereta api di negeri ini mesti dikembangkan oleh bersama. Tidak oleh PT. KAI saja sebagai operator, melainkan juga oleh pihak-pihak lainnya yang memiliki kompetensi dan kapabilitas.
»»  read more

Wednesday, March 2, 2011

Armada Kereta Api

Sarana KA yang dimiliki PT Kereta Api (Persero) meliputi Lokomotif, Kereta Rel Listrik, Kereta Rel Diesel, Kereta Penumpang dan Gerbong barang yang jumlahnya seperti terlihat pada Tabel
 
Aset Sarana KA
 
Uraian Realisasi
Tahun 2007
Tahun 2008
Program Realisasi
1 2 3 4
1. Armada (A)
Lokomotif 485 491 495
KRD 88 98 111
KRL 407 449 456
Kereta Raya 1.505 1.543 1.576
Kereta Lokal 14 14 14
Gerbong 6.267 4.704 4.816
2. Siap Guna (SG)
Lokomotif 392 404 401
KRD 67 72 75
KRL 391 428 414
Kereta Raya 1.394 1.438 1.481
Kereta Lokal 14 14 14
Gerbong 4.383 4.400 4.131
3. Siap Guna Operasi (SGO)
Lokomotif 366 371 373
KRD 63 69 66
KRL 335 328 376
Kereta Raya 1.255 1.321 1.352
Kereta Lokal 13 12 13
Gerbong 4.039 3.974 3.809
4. Siap Operasi (SO)
Lokomotif 334 335 352
KRD 49 55 55
KRL 319 340 344
Kereta Raya 1.204 1.224 1.302
Kereta Lokal 11 12 11
Gerbong 3.316 3.551 3.554
»»  read more

MENGENALKAN LEBIH DEKAT DUNIA PERKERETAAPIAN KE MEDIA

Pemberdayaan peran media massa dalam memberikan informasi sekaligus mengedukasi masyarakat sangat penting dalam menjaga, mengelola serta memperbaiki pencitraan perusahaan. Oleh karenanya, untuk lebih mengenalkan secara faktual mengenai kondisi dunia perkeretaapian dan menghindari kesalahn persepsi dalam pemberitaan, Humas Daop 2 mengadakan Press Tour dengan rombongan wartawan media cetak, elektronik (televisi), online dan radio, ke BPTT dan Balai Yasa Yogyakarta, 11 dan 12 Februari 2011. Rombongan berangkat dari Bandung menggunakan KA Argowilis setelah dilepas langsung oleh VP Daop 2, Hendratno Adji di Ruang VIP Selatan Stasiun Besar Bandung.

  GM Balai Yasa Yogyakarta, Jhon Robertho (paling kiri) sedang memberikan penjelasan seputar Balai Yasa Yogyakarta kepada Manager Humas Daop 2, Bambang S. Prayitno (ketiga dari kiri) beserta rombongan wartawan pada kegiatan Press Tour (12/02) di Balai Yasa Yogyakarta.
Di BPTT Yogyakarta, wartawan disambut langsung Kepala BPTT, Erfianto R.Chan beserta jajarannya. Dalam pemaparannya, Erfianto menerangkan tentang sistem pendidikan yang dilaksanakan untuk mempersiapkan sumber daya Masinis PT Kereta Api Indonesia (PERSERO). Meskipun terdapat beberapa perubahan, terutama dalam hal lamanya waktu pelaksanaan pendidikan untuk para calon Masinis, Ka BPTT menjamin bahwa secara kualitas tetap unggul. Hal ini menjadi perhatian menarik para insan media terutama berkaitan dengan beberapa peristiwa kecelakaan kereta api.
Untuk lebih lebih memberikan wawasan yang nyata, keesokan harinya (12/2), rombongan wartawan menuju Balai Yasa Yogyakarta dan diterima langsung GM BY YK, Jhon Robertho beserta seluruh jajaran terkait. Menurut GM BY-YK, banyak perubahan yang terlah dilakukan di unitnya. Bahkan secara kinerja, selalu melebihi target dari penugasan yang diberikan perusahaan. Selain itu, Jhon pun mwngwmukakan cita-citanya untuk menjadikan BY-YK sebagai pusat perawatan Lokomotif di Asia. Karena dalam berbagai aspek, dapat bersaing dan bahkan lebih baik dari negara-negara lain di kawasan Asia. Hal ini terbukti dengan diraihnya ISO 9001-2008 sebagi bukti bahwa manajemen mutu yang diterapkan di BY-YK sudah memenuhi standar internasional. Dengan bekal ini, kompetensi BY-YK bisa dikatakan memenuhi syarat untuk menerima perawatan dari negara lain. Usai mendengarkan pemaparan,rombongan wartawan langsung diajak melihat proses pengerjaan perbaikan beberapa lokomotif serta ke tempat simulasi untuk mengecek kesiapan masinis dalam mengoperasikan lokomotif. Dengan kegiatan ini, diharapkan para insan media mampu memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai seluk-beluk dunia perkeretaapian.
»»  read more

Stasiun Tugu Yogyakarta Terus Direvitalisasi

Yogyakarta sebagai kota destinasi wisata budaya dan gudangnya para seniman, setiap tahun laju pertumbuhan penduduknya terus meningkat. Belum lagi dengan daya tariknya sebagai kota pendidikan membuat kota ini harus terus berbenah diri. Pengembangan fisik dan non fisik tata ruang kota, diperlukan guna menunjang denyut nadi perekonomian masyarakat. Kawasan Malioboro dan sekitarnya yang sudah lama menjadi sebuah titik kehidupan kota ini, perlu terus untuk dikembangkan, dan salah satunya adalah Stasiun Tugu.
Daerah yang berada di sekitar Stasiun Tugu, selama ini belum dioptimalkan secara lebih. Sedangkan kawasan ini bisa menjadi sebuah kawasan ekonomi terpadu yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kota ini. Mengingat letak geografisnya berada di tengah kota, serta berdekatan dengan pusat pemerintahan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Atas dasar itu, Direksi PT. KAI kembali beraudiensi dengan Gubernur Propinsi DIY, Sultan Hamengkubuwono X dan pemerintah kota Yogyakarta langsung di kantor Kegubernuran, Yogyakarta, Senin (28/2).


Direktur Utama PT. KAI Ignasius Jonan dan Gubernur DIY, Sultan Hamengkubuwono X sepakat untuk melanjutkan program revitalisasi Stasiun Tugu dan sekitarnya, sehingga menjadi sebuah kawasan yang turut menghidupkan denyut perekonomian masyarakat Yogyakarta.

Audiensi ini sebagai lanjutan dari keinginan dari pihak Gubernur DIY sejak tahun 2005 yang menginginkan agar PT. KAI untuk mengembangkan serta merevitalisasi Stasiun Tugu. Pada tahun 2007, keinginan ini berlanjut pada Memorandum of Understanding (MoU). Dan pada tahun 2008 hingga 2009, dilakukan studi pengembangan kawasan ini, yang juga dilakukan survey.
Dalam audiensi ini, Direktur Utama PT. KAI, Ignasius Jonan yang didampingi oleh Wakil Direktur Utama, Darmawan Daud serta beberapa pejabat dari lingkungan kantor pusat dan daerah operasi (Daop) 6 Yogyakarta, memaparkan beberapa master plan pengembangan di daerah Stasiun Tugu. Ke depannya, fungsi daripada stasiun ini akan kembali menjadi sebuah titik pertemuan (meeting point) yang lengkap dengan fasilitas penunjang.
Selain untuk mempercantik daerah tersebut, berbagai fasilitas penunjang ini juga berfungsi untuk memberikan kemudahan akses dari Jalan Mangkubumi menuju Jalan Malioboro dan sebaliknya. Sehingga kereta api semakin bisa berintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Juga dalam masterplan ini, diutarakan mengenai kantong parkir yang mampu menampung kendaraan roda empat dalam jumlah besar. Pada Stasiun Tugu akan ada beberapa sky walk untuk menyeberangi jalan rel, dan juga akan ada jalan yang berada di bawah tanah guna langsung menuju pedestrian area yang berada di jalan Malioboro.
»»  read more